Cari di Blog Ini

Sabtu, 31 Desember 2011

mengendalikan perangkat elektronik menggunakan Serial Port

Setelah belajar menggunakan Serial Port sebagai alat pendeteksi status peralatan, saya mencoba untuk mengendalikan peralatan elektronik melalui Serial Port.

Konsepnya adalah memberikan signal pada Pin 1,6, atau 8 pada  Serial Port dengan mengaktifkan Pin 4 atau 7.  Dengan adanya signal (tegangan) yang dialirkan dari Pin 4 atau 7 maka tegangan tersebut dapat mengaktifkan suatu komponen elektronik yang bersifat sebagai relay yang akan mengaktifkan perangkat elektronik lainnya, misalnya Optocoupler.

Bila Optocoupler mendapat tegangan dari Serial Port, maka Pin 4 dan 5 pada Optocoupler dapat digunakan sebagai penyalur tegangan ke peralatan elektronik lainnya.



mendeteksi status peralatan dengan memanfaatkan Serial Port di PC

Setelah mencoba mempelajari karakter Serial Port pada PC, saya coba memanfaatkan Serial Port sebagai sarana membaca status peralatan sensor, misalnya : switch yang menandakan pintu terbuka/tertutup, ada yang melewati sensor Infra Red, dll.

Dalam fungsinya, selain sebagai sarana komunikasi data antara 2 komputer, Serial Port mempunyai 5 Pin yang sifatnya terbagi 2, yaitu : menjadi pengirim signal, dan penerima signal.



2 Pin yang bertugas sebagai pengirim signal (sebenarnya berupa nilai Voltage tertentu) adalah Pin 4 dan 7, sedangkan 3 Pin yang bertugas sebagai penerima signal adalah Pin 1, 6, dan 8.

2 Pin Serial Port ( 4 dan 7) yang diaktifkan (dari aplikasi komputer) bertugas sebagai sumber arus disambungkan ke Pin Common pada Switch, sensor, dll. sedangkan 3 Pin Serial Port (1, 6, dan 8) lainnya bisa dihubungkan ke Pin NC dan NO pada Switch/Sensor.

Dengan kondisi tersebut maka status Switch atau Sensor dapat dideteksi dari Serial Port PC.

Pembacaan status Serial Port dapat menggunakan program Visual Basic, atau program lainnya.


Sumber Arus – Pin 7 (RTS)
Mengaktifkan sumber arus     : SerialPort1.RtsEnable = True
Mematikan sumber arus         : SerialPort1.RtsEnable = False

Sumber Arus – Pin 4 (DTR)
Mengaktifkan sumber arus      : SerialPort1.DtrEnable = True
Mematikan sumber arus         : SerialPort1.DtrEnable = False

Status Detect  menggunakan Pin 1 (CD)
Perangkat terdeteksi               : SerialPort1.CDHolding = True
Perangkat tidak terdeteksi      : SerialPort1.CDHolding = False

Status Detect  menggunakan  Pin 6 (DSR)
Perangkat terdeteksi               : SerialPort1.DsrHolding = True
Perangkat tidak terdeteksi       : SerialPort1.DsrHolding = False

Status Detect  menggunakan Pin 8 (CTS)
Perangkat terdeteksi               : SerialPort1.CtsHolding = True
Perangkat tidak terdeteksi       :  SerialPort1.CtsHolding = False

Senin, 21 November 2011

program antenna log periodic dan yagi

karena males upload, silahkan download dari sini saja ya :) masih under DOS, Insya Allah dirubah ke Windows.
sayangnya gak bisa berjalan di OS 64 bit :(

melebarkan kemampuan Motorolla GP88

Wide Band frequency modification for GP88
The basic process is just unlock lowest and highest limit of frequency.

offset 20351 94 change to 00
offset 20352 11 change to 00
offset 20358 5c change to 06
offset 20359 12 change to 27

offset 20365 94 change to 00
offset 20366 11 change to 00
offset 20372 5c change to 06
offset 20373 12 change to 27

offset 20379 94 change to 00
offset 20380 11 change to 00
offset 20386 5c change to 06
offset 20387 12 change to 27

offset 199688 5c change to 06
offset 199689 12 change to 27


Now, how is it works ? 
can you see 94 paired with 11 --> 1194,
                    5c paired with 12 -->1254 and so on ?

If you put the numbers with these series 1194, 125c, 0000, 2706
          1194 hex is 4500 in decimal
          125c hex is 4700 in decimal
          0000 hex is of course 0 in decimal
          2706 in hex is 9990 in decimal
Now you can see 4500 (450.0 in frequency) is the lowest frequency permitted for Motorola (F3) and 4700 (470.0 in frequency) is the highest frequency permitted for Motorola (F3) If you change 4500 to 0000 and 4700 with 9990 it means that the limit is extended (erased ?). With this method you can change the limitation of your Motorolla RSS as your wish.

Have fun de edi - YCØHLE ycØhle@qsl.net

memodifikasi Motorolla GP 88 menjadi GP300

Modification GP88 to GP300
open the GP88 file with hex workshop or other software
change number 23 with number 14 at offset 0000000C


3133 3354 5545 3439 3230 0403 2304 0102 <-- recognized as GP88 (original)
3133 3354 5545 3439 3230 0403 1404 0102 <-- recognized as GP300

write to the disk, finish.
run the program, and your GP88 recognized/detected as GP300 with full GP300 features.

membuat antenna 80 meter

Sharing bagi yang ingin bekerja pada 80 meter band tetapi lahan kurang "bersahabat" :
Antenna ini adalah hasil jiplakan dari antenna karya Nadisha, 4S7NR.
4S7NR mendeskripsikan antennanya menggunakan coil bernilai 67.83 μH, dengan 104 lilitan sepanjang 3.5”, dalam tulisannya tidak disebutkan diameter coil, setelah dihitung dengan software yang ada, ternyata diameter coil adalah 1” dengan ukuran kawat 0.855mm. Selain itu juga disebutkan panjang tiap elemen adalah 3.66 meter untuk sisi dalam dan sisi luar.
Sebagai gambaran bisa dijelaskan pada gambar di bawah ini :

------------------------------------------------00000------------------------------------------------x
sisi luar (kawat B)                                               coil                            sisi dalam (kawat A)        feed point
     3.66 m                                                       67.83 μH                                3.66 m
Berhubung yang saya miliki adalah paralon ½”, maka ukuran/jumlah gulungan saya
sesuaikan dengan apa yang saya miliki, dengan penjelasan sebagai berikut :
o buat 2 buah coil dengan kawat 1 mm pada paralon 1/2" sebanyak 151 lilitan,
nilai induktansi dari coil tersebut mendekati 67.83 μH, anda boleh menggunakan
ukuran lain, yang penting nilai induktansinya mendekati angka tersebut di atas.
o siapkan 2 pasang kawat 1.5 mm (atau lebih) sepanjang 3.66 m, dipakai sebagai
elemen sisi dalam, kita sebut sebagai kawat A.
o siapkan 2 pasang kawat 1.5 mm (atau lebih) sepanjang 2.78 m, dipakai sebagai
elemen sisi luar (dianjurkan untuk melebihkan ukuran sepanjang 50 cm), kita
sebut sebagai kawat B. Angka ini didapat setelah dilakukan trial and error pada
ketinggian 8 meter dari permukaan tanah dan bekerja pada frekuensi tengah
3.850 MHz.
o Rangkai bahan-bahan di atas dengan susunan dari feed point ke ujung antenna
sebagai berikut : kawat sisi dalam (A) – coil – kawat B.

-------------------------------------00000----------------------------------------------------------x
sisi luar (kawat B)                                coil                                 sisi dalam (kawat A)                  feed point
2.78 m                                           67.83 μH                                        3.66 m

Rancangan ini akan resonant pada frekuensi sekitar 3.250MHz s/d 3.850MHz.
Bila ingin bekerja pada frekuensi lebih tinggi, kurangi panjang elemen sisi luar
(kawat B). Begitu pula bila ingin bekerja pada frekuensi yang lebih rendah,
tambahkan panjang elemen sisi luar (kawat B).
Setiap mengurangi/menambah elemen sepanjang 5 cm berakibat perubahan
frekuensi sebanyak 19 KHz.
Untuk menyesuaikan panjang elemen, elemen bisa ditekuk (dilipat) sesuai ukuran
yang diharapkan. Dalam menggunakan antenna ini, saya mengunakan balun 1:1.

salam,
edi-YC0HLE.

Untuk mudahnya, silahkan klik di link ini :)

membuat antenna J-Pole untuk VHF-UHF

A station is only as effective as its antenna system
J Pole dual band Antenna 

Banyak artikel tentang antenna J-Pole untuk 2 M Band atau dualband (144/440) dapat ditemukan di internet (contohnya : http://www.hamuniverse.com/jpole.html), tetapi belum ada yang sesuai dengan band plan YB yang frekuensi UHF-nya 430-440 MHz, biasanya band UHF-nya akan dimulai dari 440 MHz dan swr 1:1 akan didapat pada frekuensi 450 MHz.
Berdasarkan beberapa referensi dari internet saya mencoba untuk membuat J-Pole antenna yang cocok untuk band di YB.
Hasil dari percobaan saya adalah sbb :
elemen panjang (long section)  = 155  cm
elemen pendek (short section)  =  53  cm
spasi antar elemen (spacing)  =   4  cm
feed point pada elemen panjang  =   6,5cm
feed point pada elemen pendek  =   2  cm
pegangan antenna   = panjang "bebas", jangan kena ground (isolated from ground)!

Hasil yang didapat sbb :
pada band amatir YB :
144 MHz = swr 1:1,1
148 MHz = swr 1:1,3

430 MHz = swr 1:1,2
435 MHz = swr 1:1
440 MHz = swr 1:1,2

diluar band amatir YB :
140 MHz = swr 1:1,3
142 Mhz = swr 1:1,2
150 MHz = swr 1:1,5

425 MHz = swr 1:1,4
445 MHz = swr 1:1,4

FRS/GMRS
pada band FRS/GMRS (462 MHz & 467 MHz) swr ada pada sekitar 1:1,3



Pada percobaan ini saya menggunakan radio FT-8900R dengan power pada VHF sekitar 50 watt dan pada UHF sekitar 35 watt.
Semoga bermanfaat.

salam,
Purwoko E. Nugroho - YCØHLE@GMAIL.COM

Selasa, 08 November 2011

menjalankan 2 website dalam 1 mesin (berbeda port)

Seorang teman saya mencoba membuat aplikasi berbasis web dalam sebuah server, dan berhasil :)
Permasalahan muncul saat teman saya membuat aplikasi kedua dengan basis web juga, dan ingin di-install di mesin server yang sama.

Untuk itu buatlah beberapa website dengan port yang berbeda, boleh dalam IIS, atau apache.
Kalau di IIS, buat website, tentukan direktori tempat halaman web diletakkan, lalu tentukan port yang akan digunakan, misal 8080, 8088, 8000, dll.
setelah itu silahkan dicoba dengan metode http://localhost:8080, http://localhost:8088http://localhost:8000, dll

Selamat mencoba :)




Minggu, 30 Oktober 2011

menjadikan PC di rumah sebagai WEB dan FTP server dan mengaksesnya dari internet

Ternyata PC kita yang sedang terhubung ke internet (home internet access) bisa diakses lewat PC lain.
Cara akses yg dimaksud adalah dengan mengaktifkan webserver di PC rumah, lalu diakses seperti webserver pada umumnya.
Kalau diakses dengan port standard webserver  (port 80) ternyata tidak bisa, untuk itu perlu dicoba dengan port lainnya, seperti port 8080, 8000, atau port lainnya yang tidak ditetapkan untuk fungsi lainnya, misal 21, 3306, dll.
Proses yang saya lakukan sbb :
  • pilih aplikasi webserver, bisa IIS, atau Apache, atau webserver lainnya yang bisa dirubah port-nya

  • tentukan service web nya menggunakan port selain 80, saya coba dengan port 8080
  • ketahui ip address dari PC yang dijadikan percobaan dengan mengetik ipconfig (untuk os windows) atau ifconfig (untuk os linux), misalnya ip yang didapat adalah 10.10.10.103

  • setelah itu menggunakan PC lain lakukan akses pc pertama menggunakan browser dengan cara ketik http://10.10.10.103:8080, jangan lupa ketik portnya 8080 diawali dengan tanda titik dua
  • kalau memang sistem webservernya benar, maka akan muncul webpage dari PC yang dibuat sebelumnya.
  • Setelah itu kita bisa coba akses PC tersebut melalui internet, contohnya dapat dilihat sepertii di bawah ini :



Seandainya di rumah kita terdapat beberapa PC yang akan dipublikasikan ke Internet, bisa memanfaatkan Wireless Router sebagai alat bantu seperti gambar di bawah ini :


Dalam contoh di atas, terdapat 1 PC dengan IP 10.10.10.105. PC tersebut menjalankan service web server dan FTP Server dengan port yang berbeda.


Untuk FTP Server, saya gunakan Port 8021, dan agar dapat dibaca menggunakan browser, aktifkan Passive Mode di FTP Server.


Setelah FTP Servernya dikonfigurasi dengan benar, maka kita dapat mengaksesnya dari browser dengan contoh sebagai berikut :

Sedangkan untuk melakukan upload/download dari FTP server tersebut dapat menggunakan FTP Client seperti gambar berikut:




Service FTP dari rumah Anda dapat melayani Download dan Upload seperti pada server FTP pada umumnya



menulis...

saya belajar menulis apa yang saya baru pelajari, supaya apa yang barusan saya pelajari tidak segera hilang/terlupakan.
semoga bermanfaat :)