Cari di Blog Ini

Rabu, 18 Januari 2012

membuat antenna TV ! UPDATE pada bagian terakhir


Gambar kurang bagus, berbayang
Seringkali kita merasa jengkel dengan buruknya penerimaan pancaran dari stasiun televisi yang kebetulan menyiarkan acara menarik.

Sudah berbagai cara diupayakan agar penerimaan menjadi lebih baik, dimulai dengan meningikan antenna, mengganti dengan antenna yang lebih banyak element-nya, sampai dengan memasang booster antenna.

Dari upaya-upaya yang dilakukan, kebanyakan hasilnya malah bikin senewen, karena kondisi penerimaan pancaran stasiun TV semakin buruk.

Hal ini disebabkan oleh posisi pemancar-pemancar televisi yang tidak pada satu arah dengan antenna televisi kita yang pada umumnya merupakan antenna tipe Yagi.


Bayangan yang agak samar sebelum dipasang booster malah jadi lebih tebal/jelas, salah satu stasiun televisi penerimaannya semakin buruk, dan lain-lain adalah akibat dari usaha-usaha yang sudah kita lakukan tersebut di atas.

Sebenarnya hal tersebut adalah wajar dan normal, mengingat karakter antenna Yagi adalah menerima pancaran terbaik  dari arah depan antenna dan pancaran dari stasiun televisi di”samping” atau di “belakang” antenna Yagi, jangan salahkan antenna atau booster Anda.

Dari kondisi ini perlu kita maklumi kalau kita tetap berpegang teguh pada tipe Yagi tersebut maka selamanya akan mengalami permasalahan yang sama.
Untuk itu perlu dipikirkan solusi yang tepat agar kondisi ini dapat diatasi dengan baik dan dengan biaya murah.

Antenna Isotropis
Jikalau posisi rumah Anda berada tidak segaris dengan stasiun-stasiun televisi yang ada, maka lebih baik anda lepas semua elemen yang ada di antenna Yagi Anda, sisakan elemen utama antenna anda, biasanya dapat kita kenali dengan adanya titik sambungan kabel pada elemen tersebut.

Dengan cara ini, maka Anda telah mendapatkan antenna tipe Isotropis, yang menerima pancaran dari segala arah tanpa ada halangan ataupun pengarahan.


Sudah selesai ? sudah puas dengan hasil yang didapat ?  Ternyata belum juga berhasil.  Masih ada penerimaan buruk pada beberapa Channel, kenapa ya ?

Ternyata untuk band televisi terdapat beberapa jangkah frekuensi, dari VHF L, VHF H, UHF, Ha ?? apa lagi ini ?

Dalam konsensus internasional, stasiun TV dapat memancar dari 3 Band, yaitu :
VHF L : 48,25 MHz s/d 67, 75 MHz
VHF H : 174.25 s/d 229,75 MHz
UHF    : 472.25 MHz s/d 788.75 MHz

Sekiranya ada 12 stasiun TV di Indonesia, maka tentunya frekuensinya akan tersebar diantara frekuensi-frekuensi tersebut di atas.

Kalau kita ingin mendapatkan antenna yang mempunyai kemampuan menerima sinyal dari banyak frekuensi, solusinya adalah : Log Periodic Yagi atau Multiband Antenna.

Log Periodic Yagi
Merupakan antenna yang berkemampuan menerima pancaran dengan jangkah yang lebar(Wide Band), berbentuk seperti antenna Yagi, tetapi sesungguhnya bukan antenna pengarah.





Lalu bagaimana mengatasi masalah ini ?

Yang belum dibahas adalah Multiband Antenna.
Untuk Multiband Antenna, kemampuanya hanya dapat menerima pada band-band yang dirancang. Banyak jenis Multiband Antenna, tapi khusus untuk masalah ini yang dibahas adalah Multiband Antenna tipe J-Pole.

J-Pole Antenna biasanya dapat dioperasikan sebagai Dual Band, yaitu bekerja pada Band desain  dan pada triple harmonic dari frekuensi desain.

Sekiranya kita hendak membuat antenna dual band untuk TV maka yang paling mungkin adalah dengan mendesain antenna pada frekuensi 205 MHz (sebagai frekuensi desain pada band VHF H.  Keuntungan dari desain ini adalah Triple Harmonic-nya adalah pada frekuensi 615 MHz merupakan frekuensi tengah UHF.

Lalu bagaimana dengan frekuensi VHF L ? secara sederhana anggap saja frekuensi desain 205 MHz adalah frekuensi Triple Harmonic, maka frekuensi aslinya adalah 68,33 MHz yang merupakan frekuensi mendekati VHF L.

Bagaimana cara membuat antenna 3 Band tersebut ? kembali lagi kita tiru antenna J-Pole.
Dengan rumus pembuatan antenna J-Pole, dapat kita simulasikan sbb :

J-Pole
615,00
MHz
205,00
MHz
68,33
MHz
Sisi Panjang
0,35
m
1,05
m
3,14
m
Ssi Pendek
11,60
cm
34,79
cm
104,37
cm
Celah antar elemen
1,09
cm
3,27
cm
9,82
cm
Feed Point
1,14
cm
3,42
cm
10,26
cm

Pada tabel di atas, kita bisa perhatikan panjang dari setiap elemen terdapat 2 elemen utama, yaitu sisi panjang dan sisi pendek dari masing-masing frekuensi yang ternyata panjangnya berdekatan (lihat warna dari angka-angka di atas).
Dari kondisi di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita hanya perlu 3 elemen dengan panjang sebagai berikut : 11,06 cm, 34,79 cm, dan 104,37 cm dan dengan celah-celah sebagai berikut : 1,09 cm dan 3,27 cm.

Bila kita susun elemen dari yang terpendek ke elemen yang terpanjang maka akan didapat suatu bentuk seperti di bawah ini :


 Desain ini menggambarkan bahwa dengan antenna tipe ini kita dapat menerima pancaran dari seluruh band TV, baik VHF L dan VHF H (TVRI Nasional dan Lokal) serta UHF (stasiun TV swasta).

Semoga bermanfaat !!


24 April 2007


UPDATE
20-Maret-2013

Karena saat ini TV di Indonesia  - setau saya - tidak ada lagi yang memancar pada Band VHF Low, maka saya sarankan untuk tidak memasang elemen terpanjang (104.37cm) karena tidak perlu menerima pancaran dari Band tersebut.

UPDATE
20-02-2014



29 komentar:

  1. meyakinkan tapi ane belum ngerti, masih penasaran pengen bisa ngerakit antena sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin antena tv model parabola mini bisa membantu soalnya antena ini bisa menangkap sinyal vhf dan uhf sekaligus dan tanpa booster http://jualantenaonline.blogspot.com

      Hapus
    2. Terimakasih atas komentarnya. Antenna parabola cukup berguna, tapi harus mengarah ke pemancat TV yang spesifik, sementara antenna isotropis tidak perlu diarahkan, cukup diberdirikan di tiang penyangganya.

      Hapus
    3. kalau mau yang sederhana, bisa coba yang http://purwoko-edi.blogspot.com/2013/01/antenna-bazooka-untuk-tv-uhf.html

      Hapus
    4. info yg sangat menarik Bang Edi....
      muncul satu pertanyaan nih Bang....
      ditempat saya rata2 terpasang antena di ketinggian 6-8 meter.
      jika menggunakan antenna isotropis tsb...
      idealnya pada ketinggian berapa Bang..
      makasih banyak.

      Hapus
    5. saya sudah jawab lengkap lewat email ya

      Hapus
  2. gan ane blm paham apakah lubang pipanya di bri tembaga atau ndax
    Salam kenal dari azam bandungan semarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. lubang pipa tidak perlu diberi apa2, yang perlu dilakukan hanya menyambungkan sesuai dengan skema di atas. cara penyambungan terserah selera, boleh dengan kawat tembaga, atau dengan cara apapun.

      Hapus
    2. okmas brow makasih zaw
      Tyus q mau nanya lg bleh nda' nie /tntang/pa/400w 3tngkt/10a 32v kok basny krang//nendang

      Hapus
  3. Maaf saya tidak paham mengenai Power Amplifier, saya hanya paham mengenai apa yang saya tulis di blog ini.

    BalasHapus
  4. Apakah diproduksi dan dijual? Di Jakarta Timur dapat diperoleh di mana? Telp yang bisa dihubungi?

    BalasHapus
  5. Antenna ini tidak diproduksi atau dijual, saya membuat hanya untuk kepentingan pribadi. Saya hanya share cara pembuatan dan hasil yang saya dapatkan. Sekiranya ingin membuat, silahkan saja beridskusi di sini, atau lewat e-mail purwoko.edi@gmail.com atau purwoko-edi@purwoko-edi.com.

    BalasHapus
  6. antena Isotropis ini dipasang di ketinggian berapa soalnya di tempat saya rata2 tinggi antena 10 sampai 12 meter, dan antena ini bisa di tambah booster tidak?

    BalasHapus
  7. Kalau di tempat Anda penempatan antenna harus setinggi 10-12 meter, jelas antenna ini tidak cocok, walaupun diberi booster, karena terlalu jauh dari pemancar TV. Saran saya, gunakan antenna yagi dengan array/elemen (larik) yang banyak, minimum 1 meter.

    BalasHapus
  8. dengan update anda diatas berarti kita cuma butuh 2 elemen ya?..yg tengah dan yg pendek..pemasangan kabel coaxial gimana? alangkah bagusnya kalau anda upload gambar aslinya sehingga kita tidak mengira2 jadinya seperti apa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello semua, saya coba buatkan prosedur pembuatan antenna nya di http://purwoko-edi.blogspot.com/2014/02/antenna-j-pole-untuk-televisi.html

      Hapus
  9. satu lagi yang saya ingin tau untuk arah pemasangannya kemana? apakah tegak lurus atau tetap diarahkan ke pemancar?

    BalasHapus
  10. Salam mas Purwoko
    Mau tanya, jika pipa alumunium diameter 6mm tidak ada, bisa digantikan dengan pipa alumunium berapa millimeter? dan berapa ukuran panjang dan jarak untuk pipa yang diameternya berbeda.
    Terima Kasih. Bona

    BalasHapus
  11. Cara membuat sinyal tv UHF lebih bagus punya ga gan?
    Ty

    BalasHapus
  12. Mas Edi untuk agian bawahnya itu di gabung semua ya , teru nyambung ke kabel coax nya kan.ada dua kabel , caranya bagaimana ? Makasih atas jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello semua, saya coba buatkan prosedur pembuatan antenna nya di http://purwoko-edi.blogspot.com/2014/02/antenna-j-pole-untuk-televisi.html

      Hapus
  13. om...saya punya parabola indovison nganggur...bantu modif dong supaya bisa dijadikan antena tv...
    makasih...balas ke dewi.sukoco@gmail.com............saya tunggu loh!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mbak Dewi, saya tidak punya pengalaman dengan antenna parabola

      Hapus
  14. sore om..bagaimana cara mempersempit range antena, saya punya tx rx 325 - 399
    setiap on sering interferensi, ada yg kasih saran beli antena yg range nya 10mhz, dikisaran 340 - 350
    lalu untuk perumusan tentang pembuatan antena yg range nya sekitar 10 mhz bagaimana ya
    irwansyah.deny02@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. seharusnya antenna standar memunyai range sempit, untuk antenna yang range nya lebar justru harus ada desain khusus seperti log periodic yang elemennya terdiri atas frekuensi2 di sekitar frekuensi utama.

      Hapus
  15. Selamat malam,
    elemen antenna dipendekkan sesuai bandwidth yang diharapkan

    salam,

    edi

    BalasHapus